MAKALAH
BAHASA INDONESIA
PARAGRAF
Disusun
Oleh:
Aprilliyani
Eka R.
Baiq
Nadya
Dewi
Nur Aini
Karina
Nindya P.
Jurusan
Administrasi Niaga
Politeknik
Negeri Malang
2013
1.
Pengertian
Paragraf
Paragraf
adalah bagian dalam suatu karangan yang mengandung satu gagasan pokok atau
pikiran utama dan beberapa gagasan penjelas. Paragraf dapat pula diartikan
sebagai suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat.
Paragraf merupakan himpunan dari kalimat kalimat yang bertalian dalam suatu
rangkaian untuk membentuk suatu gagasan.
Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau
ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung. Paragraf non-fiksi biasanya
dimulai dengan umum dan bergerak lebih spesifik sehingga dapat memunculkan
argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf berawal dari apa yang datang
sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf umumnya terdiri dari tiga
hingga tujuh kalimat semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf
tunggal.
2. Kegunaan
Paragraf
Paragraf bukan berkaitan dengan
segi keindahan karangan itu, tetapi pembagian per paragraf ini memiliki
beberapa kegunaan, sebagai berikut:
1. Sebagai penampung fragmen ide pokok atau
gagasan pokok keseluruhan paragraph
2. Alat untuk memudahkan pernbaca memahami
jalan pikiran penulisnya
3. Penanda bahwa pikiran baru dimulai,
4. Alat bagi pengarang untuk mengembangkan
jalan pikiran secara sistematis
5. Dalam rangka keseluruhan karangan,
paragraf dapat berguna bagi pengantar, transisi, dan penutup.
3.
Macam-Macam Pargraf
3.1.Berdasarkan
Jenisnya
3.1.1.
Paragraf Narasi
Paragraf
narasi adalah paragraf yang berusaha menceritakan peristiwa demi peristiwa yang
dialami seorang tokoh. Perhatikan contoh Paragraf Narasi Berikut:
Hari itu ia telusuri sudut demi sudut kota Bandung yang amat dicintainya seolah-olah tidak mau ada satu pun sudut yang terlewat. Setiap sudut yang disinggahinyamenyisakan kenangan amat mendalam baginya. Mula-mula ia telusuri sudut Setiabudi. Di wilayah ini ia menyimpan amat banyak kenangan. Penelusuran dilanjutkan ke wilayah balai kota dan sekitarnya. Di sini pun ia amat hanyut dengan kenangan bersama-sama sahabatnya, juga kekasihnya. Lalu, ia lanjutkan menyusuri wilayah alun-alun yang sekarang telah berubah total dari masa dua puluh tahun yang lalu. Lagi-lagi ia terhanyut dalam kenangan masa lalunya. Setiap tempat, setiap sudut kota itu, yang ada hanyalah kenangan indah baginya, seluruhnya.
Hari itu ia telusuri sudut demi sudut kota Bandung yang amat dicintainya seolah-olah tidak mau ada satu pun sudut yang terlewat. Setiap sudut yang disinggahinyamenyisakan kenangan amat mendalam baginya. Mula-mula ia telusuri sudut Setiabudi. Di wilayah ini ia menyimpan amat banyak kenangan. Penelusuran dilanjutkan ke wilayah balai kota dan sekitarnya. Di sini pun ia amat hanyut dengan kenangan bersama-sama sahabatnya, juga kekasihnya. Lalu, ia lanjutkan menyusuri wilayah alun-alun yang sekarang telah berubah total dari masa dua puluh tahun yang lalu. Lagi-lagi ia terhanyut dalam kenangan masa lalunya. Setiap tempat, setiap sudut kota itu, yang ada hanyalah kenangan indah baginya, seluruhnya.
3.1.2.
Paragraf
Deskripsi
Deskripsi adalah paragraf yang
menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seakan bisa melihat, mendengar, atau
merasa objek yang digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan dapat berupa
orang, benda, atau tempat.Ciri-cirinya: ada objek yang digambarkan. Contoh: Perempuan
itu tinggi semampai. Jilbab warna ungu yang menutupi kepalanya membuat kulit
wajanya yang kuning nampak semakin cantik. Matanya bulat bersinar disertai bulu
mata yang tebal. Hidungnya mancung sekali mirip dengan para wanita palestina.
3.1.3.
Paragraf
Eksposisi
Paragraf
eksposisi adalah paragraf yang berusaha menjelaskan sesuatu atau memerikan
sesuatu. Penjelasan atau pemerian seringkali bertolak dari satu definisi.
Perhatikan
contoh Paragraf Eksposisi berikut.
Kota Bandung adalah salah satu ibu kota propinsi dari sekian banyak propinsi di Indonesia, yaitu propinsi Jawa Barat. Sebagai ibu kota Propinsi Kota Bandung juga amat dikenal sebagai kota Asia Afrika, yaitu kota tempat berlangsungnya Konferensi Asia Afrika. Selain itu, kota Bandung pun memiliki banyak julukan, di antaranya sebagai Paris van Java.
Kota Bandung adalah salah satu ibu kota propinsi dari sekian banyak propinsi di Indonesia, yaitu propinsi Jawa Barat. Sebagai ibu kota Propinsi Kota Bandung juga amat dikenal sebagai kota Asia Afrika, yaitu kota tempat berlangsungnya Konferensi Asia Afrika. Selain itu, kota Bandung pun memiliki banyak julukan, di antaranya sebagai Paris van Java.
3.1.4.
Paragraf
Argumentasi
Paragraf
argumentasi paragraf yang berusaha meyakinkan bahwa hal yang dikemukakan adalah
benar. Cara meyakinkan kebenaran itu biasanya dengan cara mengajukan sejumlah
fakta.
Perhatikan contoh Paragraf Argumentasi berikut.
Hampir semua orang yang pernah tinggal di kota Bandung menyatakan merasa betah tinggal di kota tersebut. Bahkan, umumnya mereka berusaha tetap tinggal di kota ini. Bisa dimengerti mengapa mereka merasa betah. Kota ini memiliki hawa yang sejuk. Tingkat kriminalitasnya juga relatif kecil bila dibandingkan dengan kota setaranya, Surabaya dan Medan misalnya. Terdapat banyak lembaga pendidikan tinggi negeri di dalamnya. Juga, kotanya tidak terlalu besar seperti Jakarta, sehingga dari satu sudut kota ke sudut kota lainnya tidak terlalu jauh. Itulah beberapa hal yang menyebabkan para pendatang rela tinggal berdesakan di kota ini.
Perhatikan contoh Paragraf Argumentasi berikut.
Hampir semua orang yang pernah tinggal di kota Bandung menyatakan merasa betah tinggal di kota tersebut. Bahkan, umumnya mereka berusaha tetap tinggal di kota ini. Bisa dimengerti mengapa mereka merasa betah. Kota ini memiliki hawa yang sejuk. Tingkat kriminalitasnya juga relatif kecil bila dibandingkan dengan kota setaranya, Surabaya dan Medan misalnya. Terdapat banyak lembaga pendidikan tinggi negeri di dalamnya. Juga, kotanya tidak terlalu besar seperti Jakarta, sehingga dari satu sudut kota ke sudut kota lainnya tidak terlalu jauh. Itulah beberapa hal yang menyebabkan para pendatang rela tinggal berdesakan di kota ini.
3.1.5.
Paragraf
Persuasi
Karangan
ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu.
Contoh:
Dalam
diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia
sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di
antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan.
Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap
tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat
dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
3.2.Berdasarkan Letak Kalimat Utamanya
3.2.1. Paragraf
Deduktif
Paragraf
deduktif adalah paragraf yang dimulai
dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan
kalimat-kalimat penjelas.
Contoh
paragraf deduktif :
Kemauannya
sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah diputuskan bahwa dana itu
harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari
ini ia memaksa menggunakannya untuk membuka usaha baru.
3.2.2.
Paragraf
Induktif
Paragraf
induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf dan
diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan
pernyataan umum.
Contoh
paragraf induktif :
Semua
orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa
bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancer. Informasi
tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang penting, efektif
dan efisien.
3.2.3.
Paragraf
Campuran
Paragraf
campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan akhir paragraph.
Kalimat utama yang terletak diakhir merupakan kalimat yang bersifat penegasan
kembali.
Contoh
paragraf campuran :
Dalam
kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan
apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana
komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia
tidak akan bias maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
3.3.Berdasarkan Tujuannya
3.3.1.
Paragraf
Pembuka
Dapat
dikatakan sebagai paragraf pembuka karena tugas pokoknya memang adalah untuk
membuka dan mengantarkan pembaca agar dapat memasuki paragraph-paragraf pembuka
yang akan dihadirkan kemudian. Sebagai pembuka atau pengantar, paragraph
pembuka harus dibuat menarik atau peminat pembaca agar mereka mau meneruskan
masuk kedalam paragraph-paragraf selanjutnya. Paragraf pembuka biasanya
memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada
masalah yang akan diuraikan.
Contoh
paragraf pembuka : Pemulis baru saja usai. Sebagian orang, terutama caleg yang
sudah pasti jadi, merasa bersyukur karena pemilu berjalan lancer seperti yang
diharapkan. Namun, tidak demikian yang dirasakan oleh para caleg yang gagal
memperoleh kursi di parlemen. Mereka mengalami stress berat hingga tidak bias
tidur dan tidak mau makan.
3.3.2.
Paragraf
Pengembang
Paragraf
pengembang atau paragraph isi sesungguhnya berisi inti atau esensi pokok
beserta seluruh jabarannya dari sebuah karya tulis itu sendiri. Sifat
paragraf-paragraf pengembang bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam
karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisis,
paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis.
Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf
disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada
paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang.
3.3.3.
Paragraf
Penutup
Paragraf
penutup bertugas mengakhiri sebuah tulisan atau karangan. Semua karangan pasti
diakhiri dengan paragraph penutup untuk menjamin bahwa permasalahan yang
dipampangkan pada awal paragraph karangan itu terjawab secara jelas tegas dan
tuntas di dalam paragraph-paragraf pengembang dan disimpulkan atau ditegaskan
kembali di dalam paragraph penutup.
Jadi,
isi paragraph penutup itu dapat berupa simpulan atau penegasan kembali
pemaparan yang telah disajikan sebelumnya. Paragraf penutup biasanya berisi
simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai
hal-hal yang dianggap penting.Contoh paragraf penutup : Demikian proposal yang
kami buat. Semoga usaha kafe yang kami dirikan mendapat ridho dari Tuhan YME
serta bermanfaat bagi sesame. Atas segala perhatiannya, kami ucapkan terima
kasih.
4. Syarat Paragraf
4.1.Kesatuan
Kesatuan
paragraf ialah semua kalimat yang membangun paragraf secara bersama-sama
menyatakan suatu hal atau suatu tema tertenru. Kesatuan di sini tidak boleh
diartikan bahwa paragraf itu memuat satu hal saja.
4.2.Kepaduan
Kepaduan
(koherensi) adalah kekompakan hubungan antara suatu kalimat dan kalimat yang
lain yang membentuk suatu paragraf kepaduan yang baik tetapi apabila hubungan
timbal balik antar kalimat yang membangun paragraf itu baik, wajar, dan mudah
dipahami. Kepaduan sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikan beberapa hal,
seperti pengulangan kata kunci, penggunaan kata ganti, penggunaan transisi, dan
kesejajaran(paralelisme).
4.3.Kelengkapan
Ialah
suatu paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang
kalimat topik. Paragraf yang hanya ada satu kalimat topik dikatakan paragraf yang
kurang lengkap. Apabila yang dikembangkan itu hanya diperlukan dengan
pengulangan-pengulangan adalah paragraf yang tidak lengkap.
4.4.Panjang Pargraf
Panjang
paragraf dalam sebagai tulisan tidak sama, bergantung pada beberapa
jauh/dalamnya suatu Bahasa dan tingkat pembaca yang menjadi sasaran.
Memperhitungkar, 4 hal :
· Penyusunan kalimat topik,
· Penonjolan kalimat topik dalam
paragraf,
· Pengembangan detail-detail penjelas
yang tepat, dan
· Penggunaan kata-kata transisi, frase,
dan alat-alat lain di dalam paragraf.
4.5.Pola Susunan Paragraf
Rangkaian
pernyataan dalam paragraf harus disusun menurut pola yang taat asas, pernyataan
yang satu disusun oleh pernyatanyang lain dengan wajar dan bersetalian secara
logis. Dengan cara itu pembaca diajak oleh penulis untuk memahami paragraf
sebagai satu kesatuan gagasan yang bulat. Pola susunannya bermacam-macam, dan
yang sering diterapkan dalam tulisan ilmiah. antara lain :
(1)
pola runtunan waktu,
(2)
pola uraian sebab akibat,
(3)
pola perbandingan dan pertentangan,
(4)
pola analogi,
(5)
pola daftar, dan
(6)
pola lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar